Tinjauan Implementasi Model Komunikasi di Bidang Perpajakan & Kegiatan Berdoa
Tinjauan Implementasi Model Komunikasi di Bidang Perpajakan & Kegiatan Berdoa
ALFA YUDITYA NUGRAHA
NPM 2301160040
PROGRAM STUDI D-III PAJAK
DOSEN:
EMAN SULAEMAN NASIM
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
2018
A. Teori Model-model Komunikasi
Komunikasi menurut Harold Laswell adalah suatu proses Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect. Yang mana dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa ada 5 unsur komunikasi.
Namun,
pada dasarnya, sangatlah sulit untuk menentukan siapa komunikator atau
komunikannya pada suatu waktu. Maka dari itu, dibuatlah suatu model komunikasi
yang menurut para ahli akan diklasifikasikan ke dalam 3 jenis model komunikasi.
Dengan tujuan untuk memudahkan memahami proses komunikasi tersebut. Berikut merupakan 3 klasifikasi model komunikasi :
1. Model Komunikasi Linear
Model
ini adalah model komunikasi yang paling sederhana di antara jenis model
komunikasi. Karena pesan hanya berlangsung secara satu arah, dari komunikator
kepada komunikan. Dalam model komunikasi linear, tidak terdapat konsep umpan
balik dari si komunikan setelah menerima pesan yang disampaikan komunikator.
Karena inti dari model komunikasi ini adalah berfokus pada komunikator dan
pesan yang ingin disampaikan.
Walaupun
tidak ada umpan balik dari si komunikan, namun model komunikasi linear ini
tetap memberikan dampak atau efek kepada komunikan. Walaupun komunikan dalam
hal ini bertindak pasif, karena tidak memberikan umpan balik, namun dampak atau
efek dari pesan yang disampaikan komunikator tetap berlangsung kepada
komunikan.
Contoh
dari model komunikasi linear ini adalah : Brosur, pengumuman.
2. Model Komunikasi Interaksi
Berbeda dengan model komunikasi linear yang
berlangsung satu arah, model komunikasi interaksi berlangsung dua arah
sebagaimana namanya, interaksi. Dalam model komunikasi ini, terjadi umpan balik
yang disampaikan oleh komunikan. Dimana ketika umpan balik tersebut
berlangsung, peran antara komunikator dan komunikan kini berbalik
Yang
perlu ditekankan dalam model komunikasi interaksi adalah, sebab akibat atau
aksi reaksi yang timbul dari komunikator dan juga komunikan yang nantinya akan
bertukar peran, tidak bisa dilakukan secara bersamaan. Karena komunikasi tidak
bisa berlangsung bersamaan. Komunikasi dan umpan balik harus berlangsung
bergantian.
3. Model Komunikasi Transaksional
Sama
seperti model komunikasi interaksi, model komunikasi transaksional berlangsung
dua arah. Namun perbedaan dari dua model komunikasi ini adalah, model
komunikasi transaksional terjadi secara terus menerus dan menitikberatkan pada
pesan yang ingin disampaikan komunikator kepada komunikan. Komunikator harus
bertanggungjawab sampai komunikan mengerti pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Apabila komunikan belum juga mengerti apa pesan yang disampaikan,
komunikator harus mengulang kembali pengiriman tersebut.
Model
komunikasi transaksional juga mempunyai konsep bahwa komunikasi yang terjadi
bukan hanya melulu tentang menyampaikan pesan, tetapi komunikasi juga bertujuan
untuk membangun hubungan. Karena komunikai yang terjadi sesungguhnya mempunyai
konteks yang bermacam-macam, mulai dari sosial dan budaya, yang mana hal
tersebut bisa memperkuat hubungan antara si komunikator dan komunikan.
B. Implementasi Teori Model Komunikasi di Bidang Perpajakan
Semakin Berkembangnya teknologi dewasa ini, DJP tentu tidak mau kehilangan momentum untuk mengikuti perkembangan tersebut. Semakin maju dan meluasnya media sosial membuat DJP melihat kesempatan baginya untuk dapat memberikan pemahaman pajak secara meluas dengan biaya yang murah.
Menurut
Undang-Undang, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang kepada
negara tanpa imbalan langsung yang bersifat memaksa dan mengikat yang akan
digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Frasa
yang dapat kita fokuskan adalah memaksa dan mengikat, serta tanpa imbalan
langsung. Secara logika, statement bahwa tidak ada satu orangpun di dunia ini
yang rela membayar pajak adalah benar. Karena pajak mengurangi penghasilan
mereka, dan tidak ada imbalan langsung yang didapatkan masyarakat setelah
mereka membayar pajak. Karena imbalan yang akan masyarakat dapatkan adalah
imbalans secara tidak langsung, seperti fasilitas umum, infrastruktur, dana
pendidikan dan lain-lain. Namun, banyak dari masyarakat kita yang masih tidak
memahami betapa pentingnya pajak itu sendiri. Sehingga, ini merupakan PR yang
sangat besar bagi Direktorat Jenderal Pajak selaku institusi pajak negara untuk
memberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam
memberikan pemahaman tersebut, tentunya DJP harus melakukan komunikasi kepada
seluruh rakyat indonesia dengan pesan pajak itu penting karena untuk
pembangunan negeri ini. Maka dari itu, kita juga harus mempelajari ilmu
komunikasi agar komunikasi yang dijalankan oleh DJP kepada masyarakat dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
Dalam
prakteknya, DJP telah banyak melakukan komunikasi kepada masyarakat mengenai
pemahaman tentang pajak. Baik dalam bentuk sosialisasi, artikel, video, brosur,
konten poster, dll. Berikur merupakan analisis jenis-jenis model komunikasi
yang dilakukan DJP dalam upayanya memberikan pemahaman pajak kepada masyarakat.
1. Konten
Kreatif (Video, animasi, dan poster)
Semakin Berkembangnya teknologi dewasa ini, DJP tentu tidak mau kehilangan momentum untuk mengikuti perkembangan tersebut. Semakin maju dan meluasnya media sosial membuat DJP melihat kesempatan baginya untuk dapat memberikan pemahaman pajak secara meluas dengan biaya yang murah.
Karena
hampir semua lapisan masyarakat mengenal media sosial dan berkutat dengan media
sosial hampir tiap hari. Hal ini merupakan suatu langkah tepat yang diambil DJP
dengan mengunggah konten-konten kreatif mengenai pajak agar dapat diketahui
semua masyarakat lewat media sosial.
Banyak
sekali media yang dimanfaatkan DJP untuk menyebarkan informasi mengenai pajak
kepada masyarakat.
a. Poster
Kreatif
Dewasa ini,
poster-poster penuh tulisan dan terkesan menggurui sudah banyak ditinggalkan
oleh para desainer. Poster kreatif dengan desain dan layout yang simpel dan
paduan warna minimalis lebih banyak digandrungi masyarakat terutama kalangan
anak muda. Banyak sekali materi atau informasi mengenai pajak mulai dari
sosialisasi peraturan terbaru atau tarif baru yang DJP tuangkan ke dalam desain
poster. Lalu menyebarkannya dengan mengunggah di Instagram.
a. Videografi
cinematic
Selain desain grafis,
DJP juga kembali melakukan komunikasi dengan menggunakan media video tentang
pajak yang dikemas semenarik mungkin dengan efek yang ciamik. Kemudian diunggah
di platform berbagi video terbesar, youtube
Kedua
hal tersebut merupakan salah satu contoh dari komunikasi yang dilakukan oleh
DJP dalam model Komunikasi Linear. Karena komunikan, yang dalam hal ini adalah
masyarakat indonesia yang melihat/menonton poster atau video tersebut tidak
dapat memberikan umpan balik secara langsung. Walaupun mereka dapat memberikan
komentar atau tanggapan pada laman komentar instagram atau youtube, namun tidak
pada waktu yang bersamaan. Atau, DJP sebagai pengunggah konten tidak menerima tanggapan
atau umpan balik yang diberikan oleh warganet.
Bentuk
komunikasi kedua selain Pengunggahan Konten Kreatif melalui media sosial adalah
Sosialisasi. DJP seringkali melakukan sosialisasi ke beberapa lokasi dan
instansi baik di pusat maupun di daerah. Karena itu merupakan salah satu dari program kerja Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) yang merupakan pelaksanaan dari program kerja dari
Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat (P2 Humas) DJP.
Banyak
sekali sosialisasi yang dilakukan DJP
melalui KPP yang berada di daerah-daerah demi menanamkan pemahaman dan
pentingnya pajak bagi masyarakat. Beberapa contoh dari materi sosialisasi yang
dibawakan oleh DJP melalui KPP adalah :
-
E-Filing, E-SPT, dan Pelaporan
Pajak
-
Sosialisasi Dana Desa
-
Edukasi Pajak bagi UMKM
Bila dilihat dari
segi model komunikasi, Sosialisasi adalah model komunikasi Interaksi. Karena
terdapat umpan balik dari peserta sosialisasi secara langsung (realtime). Ketika pembicara di
sosialisasi tersebut menyampaikan materi, ia bertindak sebagai komunikator dan
peserta sosialisasi adalah komunikan. Namun peran mereka akan bertukar ketika
peserta sosialisasi bertanya atau menyampaikan tanggapannya terhadap materi
sosialisasi tersebut
3. Kring
Pajak dan KPP Help Desk
Kring
Pajak dan KPP Help Desk merupakan dua aspek dari bagian pelayanan yang diberikan
oleh KPP dan diperuntukkan bagi Wajib Pajak yang ingin mendapatkan informasi
yang mereka inginkan.
Kring
Pajak sendiri dengan nomor telefon 1500 200 dapat dihubungi sesuai hari dan jam
kerja. Di Kring Pajak, WP yang menelpon dapat bertanya dan mendapatkan
penjelasan tentang apa saja yang mereka inginkan dan bertanya kembali apabila
penjelasan yang diberikan DJP kurang jelas.
Serupa
dengan Kring Pajak, KPP Helpdesk merupakan sarana bagi WP untuk mendapatkan
informasi mengenai segala hal tentang perpajakan. Di KPP Helpdesk, terdapat
pegawa KPP dari bagian pelayanan yang akan siap siaga menjawab pertanyaan dari
WP dan mereka akan menjelaskan sejelas-jelasnya sampai WP tersebut puas atas
jawaban dari pertanyaannya.
Dilihat
dari segi model komunikasinya, kedua hal tersebut masuk kedalam klasifikasi
model komunikasi transaksional. Karena komunikasi bisa dilakukan secara terus
menerus dan Pegawai DJP yang bertindak sebagai komunikator harus bertanggung
jawab agar WP (komunikan) mengerti atau paham atas informasi yang ia sampaikan.
Dan harus terus memberikan pemahaman kepada WP tersebut sampai dia benar-benar
paham.
C. Model Komunikasi Dalam Berdoa Kepada Tuhan
Berdoa
kepada Allah SWT adalah suatu kebutuhan bagi setiap muslim. Karena tanpa berdoa
dan meminta pertolongan Allah, kita tidak akan bisa hidup dengan tenang. Berdoa
merupakan suatu rangkaian kegiatan berkomunikasi dengan Tuhan melalui
serangkaian ritual sesuai Agama dan keyakinannya masing-masing.
Dalam
Islam sendiri, Shalat merupakan suatu bentuk ibadah dan juga doa yang kita
lakukan kepada Allah SWT. Karena shalat adalah serangkaian doa yang diawali
dengan Takbiratul Ikhram dan diakhiri dengan Salam. Shalat merupakan salah satu
bentuk komunikasi kita dengan Allah SWT. Melalui shalat, kita diharapkan bisa
terhubung dengan Allah dan mendapat ketentraman hati.
Apa
yang kita inginkan juga pasti akan bisa kita dapatkan setelah kita melakukan
dua hal, Ikhtiar dan Tawakkal. Ikhtiar atau usaha sudah pasti harus kita lakukan
dan kemudian kita harus berserah diri kepada Allah dengan memohon agar apa yang
kita inginkan terkabul.
Jika
dilihat dari model komunikasinya, akan sulit menentukan apakah berdoa termasuk
kedalam komunikasi linear, interaksi, atau transaksional. Akan banyak pendapat
mengenai bentuk komunikasi doa ini. Bagi seorang muslim yang memiliki ilmu
agama dan ketakwaan yang tinggi, ia akan merasa bisa berdialog dengan Allah dalam
shalat dan wirid malamnya.
Namun
dari pandangan penulis, Berdoa termasuk kedalam model komunikasi Interaksi
karena Allah pasti mendengar apa yang kita katakan dan pasti akan memberikan
umpan balik melalui salah satu dari 3 event berikut :
-
Dibalas langsung sesuai dengan apa yang kita inginkan
-
Diganti dengan sesuatu yang lebih baik di Mata Allah SWT
-
Dibalas nanti ketika waktu yang tepat, atau di akhirat kelak.
DAFTAR PUSTAKA
2018. Arryrahmawan.net.
http://arryrahmawan.net/3-cara-allah-dalam-menjawab-doa/.
2018. Direktorat Jenderal Pajak.
http://pajak.go.id/tags/sosialisasi.
2018. Pakar Komunikasi.
https://pakarkomunikasi.com/model-model-komunikasi.
12 komentar
Josss
ReplyDeleteMantaap
ReplyDeleteBagus sekali
ReplyDeletemantul kak🐤
ReplyDeleteMantap
ReplyDeleteOk gud 👌
ReplyDeleteKeren kak, sangat menginspirasi heheheheheehhehe
ReplyDeleteTulisannya menarikk🤗
ReplyDeleteNiat banget
ReplyDeleteMenarik informasinya
ReplyDeletetop markotop
ReplyDeletemantap, sangat menarik informasinya
ReplyDelete